Selasa, 05 Juni 2012

Spanyol dan Kutukan Juara Bertahan

Spanyol memikul beban berat pada Euro 2012 ini. Dia datang ke Polandia dan Ukraina sebagai juara dunia, juara bertahan Piala Eropa, dan tim peringkat satu Federasi Sepakbola Dunia atau FIFA.  

Beban lain Spanyol adalah bahwa mereka ingin mencetak sejarah dengan menjuarai Piala Eropa dua kali berturut-turut dan untuk ketiga kalinya dalam sejarah sepakbola negara itu guna menyaingi Jerman yang sudah tiga kali menjuarai Piala Eropa ini. Hingga saat ini belum ada negara Eropa yang menjuarai Piala Eropa secara beruntun. Juaranya selalu “bergilir”.  

Dengan gaya sepakbola khas spanyol, yaitu, tiki taka, tim matador yakin bisa mencetak sejarah baru, setelah berhasil mencetak sejarah dengan menjuarai Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 2010 lalu. Pasalnya, dengan tiki taka, mereka sukses meraih Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Tiki Taka yang sama juga menghantar kedigdayaan klub Spanyol, Barcelona, sebagai tim terbaik di muka bumi pada empat tahun terakhir. Para pelaku utama tiki taka seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Cesc Fabregas masuk dalam tim besutan Vicente Del Bosque.  

Dengan modal sumber daya yang berlimpah, mantan pelatih Real Madrid itu berusaha untuk menghapus kutukan “juara beruntun”. Hanya saja, upaya menghapus kutukan itu sedikit terganggu karena terancam absennya Carles Puyol di Polandia dan Ukraina akibat cedera lutut kanan. Selain itu, David Villa, ujung tombak Barcelona yang juga top skor La Roja pada kualifikasi Piala Eropa 2012 dengan tujuh gol belum juga pulih dari cedera pata kaki yang didapatnya saat Barcelona memenangkan Piala Dunia Antarklub atas juara Copa Libertadores, Santos di Tokyo awal tahun ini.  

Ya, Puyol mengalami cedera pada lutut kanannya dan kemungkinan belum akan pulih pada Euro 2012 mendatang. Padahal, Puyol termasuk pemain penting Spanyol dan punya kerinduan bermain di kompetisi tersebut. Apalagi, ini adakag Piala Eropa terakhir buatnya, mengingat usianya yang sudah uzur.  

“Saya kira sangat mustahil (ke Euro 2012) karena tidak cukup waktu bagi saya untuk pemulihan,” kata Puyol yang mencetak gol tunggal ke gawang Jerman pada laga semifinal Piala Dunia 2010 lalu melalui sundulan kepalanya.  

Dia menambahkan, “Saya sangat senang pergi (ke Polandia dan Ukraina). Saya sedih kalau tidak bisa mengikuti dua kompetisi yaitu final Copa del Rey melawan Athletic Bilbao dan Euro 2012. Saya tidak tahu kalau ini akan menjadi Piala Eropa terakhir saya. Saya ingin mundur di lapangan, bukan di ruang operasi. Saya akan sangat senang bisa memainkan laga ke-100 bersama Spanyol.”  

Vicente Del Bosque tentu saja ingin mengukir sejarah bagi negaranya. Dia ingin meraih trofi ketiga secara beruntun (dua Piala Eropa dan satu Piala Dunia). Dia tentu bangga dengan capaian Spanyol. Tetapi dia tetap mengingatkan pemainnya untuk menginjak bumi. “Kita bisa bangga atas apa yang sudah kita capai, tetapi itu adalah milik masa lampau,” kata Del Bosque.  

La Roja akan melakoni laga perdana Euro 2012 melawan tim kuat Italia di Gdansk Minggu (10/6) mendatang, kemudian melawan Republik Irlandia dan Kroasia. Italia menjadi lawan terberat Spanyol. Laga kedua tim akan menjadi pertarungan dua gaya sepakbola yang berbeda yaitu Italia dengan sistem grendel atau catennacio-nya, meski sudah dimodifikasi, dengan tiki taka.  

Siapa yang akan unggul? Kita tunggu saja nanti 11 Juni itu. Tetapi sebagai catatan saja, dalam partai persahabatan pada 10 Agustus 2011 Spanyol ditaklukkan anak-anak asuh Cesare Prandelli dengan skor tipis 2-1, saat bermain di Stadion San Nicola, Bari, Italia. [A-21] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar