Rabu, 06 Juni 2012

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)


Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno.
Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional.
Stadion ini diberi nama Gelora Bung Karno untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini.

LATAR BELAKANG
Selain sebagai tempat berolahraga, kawasan Gelora Bung Karno oleh berbagai kelompok masyarakat sering dimanfaatkan sebagai ajang temu. Selain itu pada awal tujuan dibangunnya stadion ini, Presiden Soekarno juga menginginkan kompleks olahraga yang dibangun untuk Asian Games IV 1962 ini juga hendaknya dijadikan sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul.
Sebuah ciri khas stadion ini adalah atap yang disebut oleh Bung Karno sebagai "Temu Gelang", yaitu sebuah atap konstruksi baja besar yang membentuk cincin raksasa dan melindungi para penonton dari panas dan hujan.

Asal Usul Sejarah Stadion Gelora Bung Karno

Gelora Bung Karno dibangun berawal dari Presiden Soekarno dalam menyambut peluang dengan menawarkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan pesta olahraga akbar di Asia, Asian Games ke-IV. Setelah disetujui, beliau langsung memerintahkan para bawahannya untuk segera merancang suatu kompleks pusat olahraga moderen dan terlengkap sekaligus sebagai taman public dan ruang terbuka hijau. Bagaimana kisahnya hingga Senayan yang dijadikan sebagai lokasi pembangunan? dan pembangunan ini mengorbankan 4 desa dengan lebih 60.000 penduduk yang harus hengkang dari kampung halamannya.



Dan pada saat itu kompleks gelora Bung Karno sangatlah luas. Hingga pada akhirnya keluasannya itu harus terbagi untuk pembangunan kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Pada 21 Juli 1962, Stadion Utama berkapasitas 100 ribu penonton sempurna dibangun. Di awal Februari 1960, tepatnya pada tanggal 8 Februari Presiden pertama Ir Soekarno, (Bung Karno) menancapkan tiang pancangStadion Utama sebagai pencanangan pembangunan kompleks Asian Games IV, disaksikan wakil perdana menteri Uni Soviet, Anastas Mikoyan. Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Ada hal yang istimewa tentang Stadion Utama ini. Ciri khas bangunan ini adalah ‘atap temu gelang’ berbentuk oval. Sumbu panjang bangunan (utara-selatan) sepanjang 354 meter, sumbu pendek (timur-barat) sepanjang 325 meter.
Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar (athletic tracks) sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepakbola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton



Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama Stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan.
Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.
Yaitu Stadion Gelora Bung Karno. Pengelola stadion ini adalah Yayasan Gelora Bung Karno, yang hingga saat ini masih dipercaya sebagai operator kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno. Pada era Yayasan Gelanggang Olahraga Senayan ini, terjadi banyak penyimpangan sehingga kawasan Geloran Bung Karno yang semula luasnya 279,1 hektar ini telah menyusut hingga tinggal 136,84 hektar ( 49 % ) saja. Dari jumlah yang 51 % itu, 67,52 hektar atau sekitar 24,2 % dari luas semula digunakan untuk berbagai bangunan pemerintah seperti gedung MPR/DPR, Kantor Departemen Kehutanan, Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Gedung TVRI, Graha Pemuda, Kantor Keluragan Gelora, SMU Negeri 24, Puskesmas, dan rumah makan. Sisanya, yang 26,7 % atau 74,4 hektar disewakan atau dijual untuk berbagai bangunan seperti misalnya kepada Hotel Hilton, kompleks perdagangan Ratu Plaza, Hotel Mulia, Hotel Atlet Century Park (dahulu Wisma Atlet Senayan), Taman Ria Remaja Senayan, Wisma Fairbanks, Plaza Senayan dan berbagai bangunan komersial lainnya.











Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Filosofi pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."[rujukan?]
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Fungsi pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
  • Melestarikan kebudayaan.
  • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
  • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.
  • Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  • Sumber inovasi sosial.

Wanita Bayaran dan Pria Pesuruh


Setelah 15 menit berputar-putar keliling komplek perumahan, akhirnya pria itu berhasil menemukan alamat yang dia cari.
“permisi….” teriaknya keras dari balik pagar besi yang tingginya melebihi badannya.
tanpa perlu mengulang teriakannya, terlihat seorang wanita berlari kecil kearahnya untuk membukakan pintu pagar.
“mbak.. , saya tadi disuruh kesini sama pak Santoso buat mbetulin sofa kulitnya” si pria langsung menjelaskan maksud kedatangannya
“o.. iya mas, silahkan masuk, tadi bapak sudah pesen sama saya juga” mereka berdua melewati halaman beriringan.
Wanita itu menunjuk sebuah sofa yang diletakkan di pojokan ruangan, tanpa menunggu lama pria itu langsung membongkar peralatan di dalam tasnya dan langsung mengoperasi sofa itu.
“untung rusaknya ndak parah mbak, kalau parah terpaksa diangkut kerumah saya” sambil terus membongkar kulit sofa, pria itu berbicara.
“iya mas..” sahut wanita singkat.
Si pria melirik sesaat, dilihatnya wanita itu sedang berdiri menghadap tembok sembari melihat kalender.
“mau pulang kampung ya mbak ? kok dari tadi ngliatin kalender?” pertanyaan pria itu memecah keheningan
“enggak mas, ini saya lagi ngitung tanggal bayaran” sedikit tersipu wanita itu menjawabnya
“sudah tanggal 2 gini kok saya belum terima gaji, padahal lagi butuh” wanita itu menyambung lagi tetap dengan wajah tersipunya
“waduh.. jangan-jangan nanti saya ndak dibayar kalau sofanya sudah selesai ?” si pria jadi khawatir mendengar perkataan wanita itu
“Tenang mas, uangnya sudah Bapak titipin kok di saya, mas pasti dibayar” wanita itu tertawa kecil melihat kekhawatiran pria tadi
“saya ini sudah lama mas kerja disini, sampai sudah dianggap keluarga sendiri, Tapi ya itu.. tanggal bayaran saya juga jadi tanggal keluarga, terserah dan seingat Bapak” nafas wanita itu terdengar terhembus keras.. tanda dia sedikit kecewa
“walau terlambat tapi tetap terima tho mbak ? walaupun tanggalnya ndak tentu. Lha saya ini ? kalau ndak ada permintaan dari orang, keluarga saya ndak makan mbak.., kadang-kadang malah ada yang mbayarnya kurang dan kalau saya tagih pura-pura lupa “masih dengan senyum dan tangannya terus bekerja si pria menanggapi keluhan wanita itu
Beberapa saat mereka terdiam, si wanita hanya mencermati pekerjaan si pria, untuk meyakinkan hasilnya bagus, sementara jari jemari si pria terus bergerak menjahit kulit-kulit sofa itu dengan rapi.
“selesai mbak.., silahkan di cek, biayanya Rp. 125.000″ akhirnya selesai juga sofa itu diperbaiki
“sudah mas, menurut saya sudah bagus, tapi nanti kalau Bapak nggak puas biar mas ditelpon sendiri ya sama Bapak” wanita itu menyodorkan sejumlah uang kepada si pria
Pintu pagar depan sudah dibuka oleh wanita itu, dan setelah berpamitan kembali pagar tertutup rapat sama seperti saat pria itu belum datang.
Dari celah Gerendel pagar, wanita itu melihat  pria itu melenggang pergi .. dan pikirnya …
ya… aku harus bersyukur.., setidaknya setiap bulan aku bisa mendapat gaji untuk keluarga ku di kampung, tidak seperti pria pesuruh tadi.., harus menunggu permintaan orang baru dapat uang. lagian terlambatnya nggak sampai 1 bulan kok
senyumnya mengembang ..
Sementara itu di seberang jalan.., pria itu menengok kebelakang, dilihatnya pintu pagar tadi sudah rapat tertutup, di liriknya lipatan uang di saku kemejanya sambil berucap dalam hati..
Terima kasih Tuhan.., ada permintaan servis hari ini, aku bisa beli susu dan beras buat anakku, semoga nanti ada yang telpon lagi, entah untuk mbetulin pipa bocor, genteng bocor.. atau apalah.. yang penting aku dapat uang buat menghidupi keluargaku. kira-kira, mbaknya tadi bayaran kapan ya ?? kasian nasib wanita bayaran yang telat dibayar seperti dia…
Senyumnya juga mengembang ..

Aksi kekerasan geng motor di Jakarta

Polisi di Jakarta
Kepolisian akhirnya mengerahkan ratusan aparat untuk mencegah aksi kekerasan oleh 'geng motor'.
Anda kemungkinan besar sudah membaca di koran atau menyaksikan di TV tentang kekerasan yang dilakukan sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor di Jakarta.
Dalam satu peristiwa, sekitar 100 orang dari kelompok itu mendatangi toko 7-Eleven di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, dan dilaporkan beberapa membawa pedang. Bahkan mereka dengan berani menyerang kantor Polsek Tanjung Priok,
Korban aksi kekerasan kelompok itu bukan saja kerusakan fisik atau pembakaran sepeda motor namun juga jatuh korban jiwa -antara lain seorang di Kawasan Sunter dan seorang lagi di Jakarta Pusat- sementara sejumlah orang lain menderita cedera karena dipukuli.
Polisi kini sudah bekerjasama dengan aparat TNI untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan yang berlangsung secara terbuka. Diduga penyebabnya adalah aksi pengeroyokan yang terjadi pada tanggal 31 Maret, yang menyebabkan seorang aparat TNI tewas.
Sebagai gambaran, sebuah survey yang dilakukan lembaga keuangan UBS pada tahun 2011 menempatkan Jakarta sebagai kota termahal pada peringkat 51 dan itu meningkat dari peringkat 65 pada tahun 2009, jadi naik 14 tingkat .
Peringkat itu disusun berdasarkan biaya hidup, pendapatan rata-rata warga, dan juga yang disebut sebagai iPod index untuk menghitung berapa lama warga sebuah kota bekerja untuk bisa membeli iPod nano 8GB,
Dari kenaikan peringkat itu jelas bahwa Jakarta menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik, namun tragisnya di balik pertumbuhan ekonomi itu masih berlangsung aksi kekerasan terbuka, yang terbaru dilakukan oleh sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor selama hampir sepekan.
Apa komentar Anda, pendapat Anda, atas kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang disebut geng motor itu?
"Lebih sering melakukan pengawasan, berpatroli dan sebar mata-mata atau intel untuk mencari tahu keberadaan para geng motor. Tangkap dan adili yang terlibat dan yang paling penting tidak segan untuk mengambil tindakan tegas (tembak!) karena keberadaan kelompok ini memang sangat meresahkan."
Nahlendra
Atau seandainya Anda menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jakarta, tindakan apa yang akan Anda lakukan.
Kami tunggu di Forum BBC Indonesia, yang juga akan disiarkan Kamis Pukul 18.00 WIB.

Ragam pendapat

"Seandainya saya jadi kepala kepolisian setempat, saya akan bertindak tegas dengan menghentikan aksi geng motor yang sudah meresahkan warga bahkan merugikan banyak orang yang cedera dan mati tak berdosa. Kemana hukum Indonesia?" Oims, Pemalang.
"Penanganan dengan cara lintas instansi harus dilakukan karena ini menyangkut rasa solidaritas teman satu kesatuan yang tewas dengan cara sia-sia." Redy Hardianto, Trenggalek.
"Ini satu sinyal betapa lemah dann tak berwibawanya hukum kita, polisi yang menjadi pelindung dan pengayom masyarakat akan sangat tidak berdaya apabila berhadapan dengan kekuatan kuat." Soleh Ridwan, Tangerang.
"Lebih sering melakukan pengawasan, berpatroli dan sebar mata-mata atau intel untuk mencari tahu keberadaan para geng motor. Tangkap dan adili yang terlibat dan yang paling penting tidak segan untuk mengambil tindakan tegas (tembak!) karena keberadaan kelompok ini memang sangat meresahkan." Nahlendra, Semarang.
"Geng motor sudah ada sejak lama, dan pihak kepolisian saya rasa sudah tahu sejak lama. Karena korban anggota TNI maka ditangani serius, coba kalau warga negara biasa mungkin penanganannya idak akan seperti skarang. Saya sebagai salah seorang anggota klub resmi terdaftar merasa nama baik klub motor sedikit tercoreng." Bitha Vangga, Jakarta.
"Saya akan tempatkan patroli dpada waktu kemunculan mereka di jam rawan dan akan saya ajukan mereka ke pengadilan. Tidak ada kompromi hukum karena kebanyakan mereka dari kalangan anak militer polisi bahkan dari politisi." IO Bagiri, Bandung.
"Kepada pihak kepolisian sebaiknya kalian harus lebih tegas dan berhati-hati dalam menangani masalah ini. Jika tidak, Anda juga akan menjadi korban yang berikut." Lusian, Tanjung Pinang.
Geng motor sangat mengganggu ketertiban masyarakat. Negara tidak boleh kalah dengan mereka. Kalau saya jadi kepala polisi, akan saya tangkap pelaku kekerasan dari geng motor itu." Fauzi Abdurrahman, Cirebon.
"Sangat tidak manusiawi, masa orang yang tidak bersalah harus mati karena kekerasan, karena ulah geng motor. Kepada kepolisian RI/TNI tolong secepatnya menuntaskan masalah ini. Nomor satukan kepentingan masyarakat daripada kepentingan kelompok sendiri. Teroris saja bisa cepat terungkap tapi kenapa geng motor susah sekali diungkapnya? Ada apa dengan kalian para TNI/POLRI?" Santi, Bekasi.
"Seandainya saya jadi kepala kepolisian setempat, saya akan bertindak tegas dengan menghentikan aksi geng motor yang sudah meresahkan warga bahkan merugikan banyak orang yang cedera dan mati tak berdosa. Kemana hukum Indonesia?"
Oims
"Geng motor alias komunitas pengendara sepeda motor di negeri ini terkesan sesuatu yang memiliki citra buruk. Sebenarnya tidak semua geng motor melakukan hal-hal yang buruk. Namun dewasa ini makin maraknya kejadian yang melibatkan geng motor membuat masyarakat beropini negatif pada setiap kumpulan pecinta sepeda motor. Dan itu memang wajar sehingga eksistensi mereka dalam lingkungan masyarakat selalu dibayangi oleh opini negatif. Seandainya saya menjadi Kapolda Jakarta tentu saya sangat mengecam tindakan buruk geng motor tersebut dan akan mengadili para pembuat masalah dengan misi-misi tertentu, yakni: 1. Menjalankan intelijen untuk memastikan pelaku sesungguhnya yang membuat masalah, 2. Melakukan razia rutin dan terpadu, dan 3. Menindak pelaku dengan ketentuan perundan-undangan yang berlaku." Zainul, Banjarmasin.
"Dari kronologi peristiwa, kita bisa tahu siapa para pelaku yang melakukan tindakan tersebut. Ini jelas balas dendam yang dilakukan oleh mereka yang tidak mengerti fungsinya sebagai pelindung rakyat, entah itu TNI atau Polri. Seharusnya pengadilan sipil dapat mengadili anggota TNI atau Polri ketika melakukan tindakan pidana yang merugikan masyarakat luas." John Matatar, Jayapura.
"Sederhana sekali. Polisi dilatih dan dibayar untuk menangani hal-hal seperti itu, yang dibutuhkan hanya sikap tegas dan itu artinya memaksa pihak-pihak yang bertangung jawab atas kejadian tersebut. Ketidaktegasan menyebabkan banyak pihak berani melakukan tindakan kriminal di muka umum tampat takut sanksi." Ahmad Basar, Jakarta.
"Keterlambatan aparat Polri membasmi geng motor di banyak kota besar di Indonesia patut dicurigai adanya 'lahan bisnis' (alias setoran) dari judi balapan liar geng motor. Siapapun pelaku kekerasan harus dibawa ke meja hijau, bahkan jika benar dari oknum TNI AL, wajar jika KSAL mengundurkan diri karena gagal membina mental perilaku prajuritnya. Realita: jika warga sipil melanggar hukum tindakannya cepat, tapi kalau oknum TNI, polisi amat lambat, atau takut? Bubarkan geng motor se NKRI!" AG Paulus, Purwokerto.
"Penanganan dengan cara lintas instansi harus dilakukan karena menyangkut rasa solidaritas teman sekesatuan yang tewas dengan cara sia-sia." Redy Hardianto, Trenggalek.
"Geng Motor harus dibedakan dengan klub motor. Ada Klub Vespa, Moge dan lain-lain. Geng motor sudah lama ada, bahkan di setiap kota ada walaupun masih kecil-kecilan dan awalnya anggotanya adalah para pelajar SLTP-SLTA kemudian siswa yang sudah lulus pun masih bergabung. Karena geng ini tidak ada positifnya maka harus ditindak tegas dan hukum harus dijalankan. Walau masih anak-anak SLTP yang di bawah umur, untuk siswa-siswa sekolah, maka kepolisian kerja sama dengan sekolah, orang tua, dan masyarakat." Lartri Utomo, Yogyakarta.
"Ini satu sinyal betapa lemah dan tak berwibawanya hukum kita. Polisi yang menjadi pelindung dan pengayom masyarakat akan sangat tidak berdaya apabila berhadapan dengan yang mempunyai kekuatan." Soleh Ridwan, Tangerang.
"Bertumbuh suburnya geng motor dan geng-geng lain di Indonesia merupakan akibat dari kepemimpinan yang tidak tegas dan tidak mempunyai semangat melayani. Dengan bergabung dalam sebuah geng, seseorang merasa dirinya 'ada' dan kebutuhannya dilayani. Wahai para pemimpin bangsa Indonesia, layanilah rakyatmu maka kamu akan dihargai. Kapolda DKI, layanilah masyarakatmu dan berilah rasa aman yang merupakan haknya. Anggota TNI, sebarkan ke daerah-daerah terluar di negeri ini, galakkan bakti bersama masyarakat." Bonefasius Jehandut, Tangerang.
"Simpel sekali, polisi dilatih dan dibayar untuk menangani hal-hal seperti itu. Yang dibutuhkan hanya sikap tegas dan tegas itu artinya memaksa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ketidaktegasan menyebabkan banyak pihak berani melakukan tindakan kriminal di muka umum tampat takut sanksi." Ahmad Bashar, Jakarta.

jual beli wanita

Surabaya masih menjadi kota yang menggiurkan untuk bisnis esek-esek. Buktinya, meski banyak yang tertangkap polisi, praktik penjualan manusia (trafficking) untuk dijadikan wanita panggilan (call girl) atau pekerja seks komersial masih marak.



Seperti dilakukan Agnes,23, SPG (Sales Promotion Girl) yang tinggal di kawasan Perak Barat, Surabaya. Mami muda ini bersama pacarnya, Rinto,jadi pemasok perempuan-perempuan cantik di tempat dugem Surabaya. Tarifnya Rp 800 ribu-Rp 1 juta sekali kencan.

Namun sial, Agnes ditangkap anggota Polres Pelabuhan Tanjung Perak saat mengantarkan dua anak buahnya, sebut saja Indah,23 dan Ayu,25, yang dipesan om-om di hotel kawasan Jl Perak Timur. Sayangnya, Rinto lolos dari sergapan polisi. Begitu juga pria yang mem-booking dua cewek tersebut.

Dari tangan tersangka, polisi mengamankan barang bukti satu unit motor Yamaha Mio, STNK asli, handphone (HP) Nokia tipe 7100 dan bill hotel. “Begitu ada informasi transaksi perdagangan orang di hotel sana, petugas langsung meluncur ke lokasi dan mengamankan pelaku berikut barang bukti,” ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Yuda Gustawan didampingi Kasubag Humas AKP Lily Djafar di Mapolres,Jumat(18/3)

Mengapa Agnes nekat menekuni bisnis pernuh risiko ini? Ternyata, gadis asal Kediri, ini korban broken home orang tuanya. Sejak pisah dengan orangtuanya di Kediri, pelaku mengadu nasibnya di Surabaya. Dengan modal kecantikan dan tubuhnya yang seksi, Agnes bekerja sebagai SPG bir di kawasan Jl. Margomulyo.

Selama malang melintang di SPG itu, dia mempunyai kenalan banyak orang, mulai dari orang biasa hingga kalangan kelas tinggi yang kebetulan hobi dugem.

Seperti biasa. Penajahat tidak selalu langsung mengaku. Di hadapan penyidik, pelaku mengaku ia tidak tahu apa-apa dan hanya dimintai tolong oleh temannya Doyok. Sementara yang bertugas mencari ‘mangsa’ adalah Rinto, yang tak lain kekasihnya sendiri.

“Saya minta Rinto mencarikan cewek begitu Doyok memesan cewek,” aku dia. Makanya, setelah didapatkan cewek, langsung dibawa ke hotel. “Namun di hotel kita digrebek,”katanya. [poskota.co.id]

Kisah Sukses Seorang Wirausahawan Sosial

Peringatan 70 tahun usia Bambang Ismawan, lahir 7 Maret 1938, ditandai dengan terbitnya dua buku. Buku pertama berjudul Bambang Ismawan Bersama Wong Cilik dan buku kedua Mazmur Ismawan.

Delapan puluh dari 284 halaman buku pertama berisi perjalanan hidup Bambang Ismawan, lengkapnya Fransiskus Xaverius Bambang Ismawan, mulai dari desa kelahirannya di Babat, Lamongan, Jawa Timur, sampai di Jakarta, tepatnya di Cimanggis, Jawa Barat; sisanya sekitar 200 halaman berisi komentar-komentar teman, kolega, dan orang-orang yang pernah bersentuhan dengan Bambang Ismawan atau Bina Swadaya, yayasan yang menaungi berbagai usaha Bambang Ismawan bersama sejumlah kerabatnya.

Adapun buku kedua berisi napak tilas jejak langkah Bambang Ismawan, sebuah perjalanan retret bersama istri, Sylvia Ismawan, dan sejumlah teman dekat selama tujuh hari, menziarahi berbagai tempat di Jawa, dari Babat sampai Cimanggis. Kedua buku terangkai sebagai kisah sukses seorang wirausahawan sosial Bambang Ismawan.

Nama Bambang Ismawan tak bisa dipisahkan dengan Yayasan Bina Swadaya, sebuah yayasan yang semula bernama Yayasan Sosial Tani Membangun, didirikan bersama I Sayogo dan Ir Suradiman tahun 1967. Komitmen dan perhatiannya pada pemberdayaan masyarakat kecil (wong cilik) sudah terlihat sejak menjadi mahasiswa FE UGM—yang tidak mau menjadi pengusaha seperti umumnya alumni fakultas ekonomi pada masa itu—membawa Bambang Ismawan terlibat dalam kegiatan alternatif pemerintah yang dulu dikenal sebagai organisasi nonpemerintah (ornop), nongovernment organization (NGO), tetapi kemudian dia introdusir nama lembaga swadaya masyarakat (LSM), sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang kemudian dipakai sebutan umum segala kegiatan yang tidak berasal dari pemerintah, baik yang memfokuskan kegiatan advokasi maupun aksi langsung.

Bambang Ismawan bersama Bina Swadaya dikenal sebagai pelopor gerakan LSM yang berusaha mandiri, tidak tergantung dari bantuan, lewat berbagai usaha—dalam buku kedua disebutkan sebagai LSM terbesar di Asia Tenggara—karena itu pernah disindir sebagai membisniskan kemiskinan pada era tahun 1980-an. Namun, pada satu dekade kemudian, Bambang membuktikan langkah yang dia lakukan selama ini tidak keluar dari jalur pemberdayaan.

Koperasi yang dirintis awal kegiatan Bina Swadaya membuktikan masyarakat bisa mandiri, yaitu orang memperoleh kepastian atas hak miliknya, yang sejalan dengan pemikiran sosiolog Hernando de Soto, yaitu kepastian hak milik dipenuhi antara lain lewat sertifikasi tanah. Dalam konteks kemudian, mengaku berkali-kali bertemu pemenang Nobel dari Bangladesh, Muhamad Yunus, apa yang dilakukannya dalam menggerakkan swadaya masyarakat adalah mengadvokasi dan memberikan semangat bekerja pada masyarakat.

Bina Swadaya yang dirintis dan dikembangkannya saat ini dari sisi sebuah usaha dengan omzet Rp 20 miliar, 900 karyawan tetap, melayani secara langsung 100.000 keluarga miskin. Pusdiklat di Cimanggis sudah melatih sekitar 7.000 pimpinan LSM pengelola pemberdayaan masyarakat, penerbitan majalah luks pertanian Trubus yang terbit pertama tahun 1969 kini dengan oplah 70.000 eksemplar, penerbitan buku-buku pertanian sejak 25 tahun lalu disusul buku-buku kesehatan, keterampilan, dan bahasa, 12 toko pertanian di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Bina Swadaya tidak lagi sebuah LSM yang kegiatannya mengandalkan dana pihak ketiga. Dalam usia 70 tahun, setelah 40 tahun lebih menangani Bina Swadaya sebagai Ketua Pengurus, resmi Bambang menyerahkan tongkat kepemimpinan pada Nico Krisnanto, mantan bankir yang sudah beberapa tahun belakangan ini magang di Bina Swadaya.

Tiga jalur

Dalam rencana kerja 10 tahun yang akan datang, Bina Swadaya ingin menjadi LSM yang besar dengan karyawan 5.000 orang pada tahun 2015 (buku pertama, hal 46), dengan tetap berpijak pada roh dan semangat awal, yakni pemberdayaan wong cilik. Sebutan macam-macam, akhirnya tepat yang dirumuskan untuk sosok Bambang Ismawan oleh Harry Tjan Silalahi, ”menolong wong cilik bukan karena merasa sebagai orang besar” (buku pertama, hal 25), menurut Frans Magnis Suseno SJ, ”berusaha di tingkat akar rumputbukan bagi masyarakat, melainkan bersama masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka” (buku pertama, hal 111).

Menurut Bambang, untuk memberdayakan masyarakat dibutuhkan tiga jalur sebagai pegangan kerjanya selama lebih dari 40 tahun (buku pertama, hal 22-23). Jalur pertama lewat pengembangan kelembagaan. Lewat koperasi berbasis komunitas Bina Swadaya mendampingi lebih dari 20 juta keluarga bekerja sama dengan sejumlah lembaga. Lewat jalur ini koperasi yang digagas pertama kali oleh Bung Hatta sebagai usaha pemberdayaan masyarakat tetapi terperosok berhadapan dengan pengembangan ekonomi yang bermotif utama keuntungan margin, oleh Bina Swadaya dibuktikan sebagai lembaga yang tepat bagi pemberdayaan masyarakat.

Jalur kedua lewat jalur pengembangan ekonomi mikro. Menabung, kebajikan yang mungkin aneh di zaman konsumeristis sebagai penggerak roda ekonomi sekarang, oleh Bambang Ismawan dihidupkan sebagai jalur kedua pemberdayaan.

Dia beri contoh, di Cisalak para bakul harus membayar bunga 20 persen per bulan, di Muara Karang nelayan didera 50 persen bunga. Mengapa? Karena mereka tidak biasa menabung, tidak menyisihkan sebagian pendapatannya untuk disimpan. Yang perlu adalah pengubahan paradigma tentang sikap mengenai uang, lebih jauh tentang sikap hidup.

Bina Swadaya sejak tahun 1970-an mendorong masyarakat rajin menabung. Untuk usaha ini disalurkan kredit mikro bagi lebih dari sejuta orang di berbagai kota, dan tengah mengadopsi sistem Association for Social Advancement (ASA) yang dikembangkan Muhamad Yunus dari Bangladesh lewat Grameen Bank.

Jalur ketiga lewat promosi produk unggulan. Lewat majalah Trubus sudah diperkenalkan paling sedikit 19 produk unggulan yang mengangkat taraf hidup rakyat. Ada agroekspo, pengembangan burung walet, virgin coconut oil, anthurium, lobster air tawar, buah merah, sarang semut, dan lain-lain yang berdampak pada tumbuhnya lebih dari 4.000 industri agrobisnis.

Menurut Bambang, jalur tersulit dari tiga jalur itu adalah jalur kedua. Ada gesekan dan konflik kepentingan. Beberapa orang menyatakan tidak sanggup mengubah peran dari pendamping menjadi tukang tagih yang harus menjamin pengembalian pinjaman, sampai terjadi seorang direktur memperkarakan pengurus yayasan; suatu pekerjaan sulit sebab mengubah paradigma berpikir yang telanjur salah kaprah, dari meminjam uang berarti siap ngemplang menjadi siap mengembalikan.

Aktivitas Bambang diawali dengan keterlibatannya dalam organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat kecil, terutama sejak tinggal di Asrama Realino Yogyakarta dengan tempaan pemahaman tentang politik oleh Pastor Beek SJ. Adapun tempaan dan komitmen pada rakyat kecil dia belajar dan memperoleh penguatan dari Pastor John Dijkstra SJ, untuk masalah keuangan dari Pastor Christian Melchers SJ. Ketiga sosok itulah yang membentuk Bambang Ismawan sebagai seorang social entrepeneur yang tidak bergantung pada pihak ketiga, tetapi melakukannya secara berkelanjutan karena mampu berkembangberdasarkan penghasilan yang diperoleh dari pelayanan itu sendiri (buku pertama, hal 32-33).

Ada kesamaan antara wirausaha dan wirausaha sosial, yakni sama-sama mencari uang. Perbedaannya, wirausaha bertujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, wirausaha sosial bertujuan meningkatkan nilai kesejahteraan anggota masyarakat yang menjadi target pelayanannya. Sosok Bambang Ismawan teringkas dalam kedua buku itu. Dialah seorang wirausahawan sosial dengan payung Bina Swadaya sebagai LSM. Bina Swadaya melakukan kegiatan bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan itu untuk memberdayakan masyarakat (buku pertama, hal 33).

Rumah tanpa pagar

Sebagai wirausahawan sosial, Bambang mencita-citakan masyarakat Indonesia simbolis sebuah rumah tanpa pagar, rumah tanpa palang dengan halaman yang sama. Dalam kisah perjuangan menegakkan keadilan dan mempresentasikan hak-hak rakyat, tidak akan dijumpai cara-cara kekerasan seperti turun ke jalan atau teriak demo ”mendampingi wong cilik” atau ”memberdayakan masyarakat akar rumput”. Lewal Bina Swadaya ia turun ke lapangan, tidak secara fisik menjadi petani, menjadi bankir, atau menjadi tukang becak. Ia menggerakkan sarana dan ajakan agar masyarakat sendiri berubah sehingga bukankah itu cita-cita dan cara kerja yang seharusnya diambil oleh para penggiat masyarakat: mengubah paradigma cara berpikir dan memberikan sarana untuk itu.

Sebagai persembahan ulang tahun, kedua buku ini nyaris tidak banyak beda dalam hal mendudukkan sosok Bambang Ismawan.

Sebagian besar halaman buku pertama diisi oleh komentar dan tanggapan orang lain. Buku kedua berisi perjalanan napas tilas, sekaligus melukiskan bagaimana refleksi selama perjalanan disampaikan oleh Bambang yang kemudian direkam apik oleh Eka Budianta. Buku kedua melengkapi, memberikan kidung pujian (mazmur) untuk sepak terjang Bambang Ismawan selama 70 tahun, 44 tahun di antaranya dalam Bina Swadaya. Untuk itu buku pertama dan kedua harus dibaca bersama-sama, keduanya saling melengkapi. Begitu dibaca bersama, akan kelihatan banyak kisah dan pernyataan yang diulang-ulang, tumpang tindih, baik dalambuku pertama sendiri maupun dalam buku pertama dan kedua sekaligus.

Masih ada cita-cita Bambang yang belum terpenuhi, di antaranya ingin mendirikan koperasi yang benar-benar koperasi untuk rakyat kecil termasuk di dalamnya kegiatan simpan pinjam. Koperasi merupakan sarana masyarakat untuk mandiri, terlihat besarnya peranan gugus-gusus wilayah (guswil) yang berada di lapangan, apalagi guswil-guswil itu akan diubah menjadi koperasi. Koperasi yang dibayangkan tidak sekadar koperasi simpan pinjam, tetapi koperasi dalam layanan menyimpan, meminjam dan konsultasi (jasa pengembangan proyek), dan pengembangan masyarakat.

Jalan panjang melanjutkan cita-cita masih terbentang, seperti dikritik F Rahardi menyangkut bagaimana menjadikan guswil-guswil itu benar-benar menjadi tumpuan harapan rakyat dengan contoh kasus aktual masalah rawan pangan.

Pemanasan global

Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Daftar isi

Penyebab pemanasan global

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.[3]
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.[5]

Variasi Matahari

Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.[6] Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[7] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[8][9]
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[10] Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.[11] Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis