TINDAKAN
kekerasan yang dilakukan Jakmania hingga menimbulkan korban jiwa,
menarik perhatian calon gubernur DKI Jakarta Alex Noerdin. Cagub dengan
nomor urut 6 ini menilai, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab
dalam pembinaan suporter. “Dari pengalaman saya sendiri sebagai Gubernur
Sumatera Selatan, klub itu harus loyal dan patuh, serta setia pada
pemiliknya. Sriwijaya FC dalam hal ini dipegang pemerintah Sumsel. Saat
saya menjadi Gubernur Sumsel, tahun 2008, pengurus diambilalih karena
banyak utang. Pelatih diambil yang bagus, kami berburu pemain asing,
gaji tidak telat, jadi betah dia. Sejalan dengan itu, suporter jadi
tertib,” beber cagub yang diusung Partai Golkar, PPP, dan PDS itu.
Dulu, kata Alex, saat Persipura lawan SFC, dirinya langsung turun ke lapangan. “Saya katakan ke mereka (suporter), kalau suporter rusuh nanti dilarang main di Jakabaring, mati nanti Jakabaring. Akhirnya mereka mau mengerti,” ujarnya.
Alex menceritakan, beberapa waktu lalu saat final SFC melawan Persipura, di Jakabaring, SFC menang 2-1. Persipura mogok main. “Yang terlihat tanda akan terjadi rusuh, saya turun ke lapangan, terdengar di seluruh stadion, saya katakan, Saya Haji Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan masih percaya dengan saya" Kalau masih percaya, jangan ribut, jangan berantem,” kenangnya.
Menurut Alex, hal itu dilakukan karena dirinya tegas dalam melihat situasi. “Kepala daerah meski tidak hobi bola, harus turun, harus tanggung jawab. Tidak boleh pura-pura tidak tahu,” tegasnya.
Terkait dengan aksi kekerasan yang dilakukan Jakmania, Alex mengatakan, seharusnya dalam kondisi seperti ini kepala daerah memberikan jaminan. “Kumpulkan Jakmania, kemudian lakukan pembinaan. Kalau saya gubernurnya, saya akan damaikan persoalan konflik The Jak dengan Viking (pendukung Persib Bandung). Saya akan temui pimpinan daerahnya. Pasti bisa didamaikan,” tukas Alex.
Alex juga menyayangkan, akibat tidak tanggapnya kepala daerah, Persija harus terusir dengan tidak boleh menggelar pertandingan kandangnya di Gelora Bung Karno. “Soal tidak main di stadion sendiri malu-maluin. Mestinya kepala daerah turun tangan, jaminkan diri sendiri,” pungkasnya. (yay)
Dulu, kata Alex, saat Persipura lawan SFC, dirinya langsung turun ke lapangan. “Saya katakan ke mereka (suporter), kalau suporter rusuh nanti dilarang main di Jakabaring, mati nanti Jakabaring. Akhirnya mereka mau mengerti,” ujarnya.
Alex menceritakan, beberapa waktu lalu saat final SFC melawan Persipura, di Jakabaring, SFC menang 2-1. Persipura mogok main. “Yang terlihat tanda akan terjadi rusuh, saya turun ke lapangan, terdengar di seluruh stadion, saya katakan, Saya Haji Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan masih percaya dengan saya" Kalau masih percaya, jangan ribut, jangan berantem,” kenangnya.
Menurut Alex, hal itu dilakukan karena dirinya tegas dalam melihat situasi. “Kepala daerah meski tidak hobi bola, harus turun, harus tanggung jawab. Tidak boleh pura-pura tidak tahu,” tegasnya.
Terkait dengan aksi kekerasan yang dilakukan Jakmania, Alex mengatakan, seharusnya dalam kondisi seperti ini kepala daerah memberikan jaminan. “Kumpulkan Jakmania, kemudian lakukan pembinaan. Kalau saya gubernurnya, saya akan damaikan persoalan konflik The Jak dengan Viking (pendukung Persib Bandung). Saya akan temui pimpinan daerahnya. Pasti bisa didamaikan,” tukas Alex.
Alex juga menyayangkan, akibat tidak tanggapnya kepala daerah, Persija harus terusir dengan tidak boleh menggelar pertandingan kandangnya di Gelora Bung Karno. “Soal tidak main di stadion sendiri malu-maluin. Mestinya kepala daerah turun tangan, jaminkan diri sendiri,” pungkasnya. (yay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar