JAKARTA, suaramerdeka.com - Untuk pertama kalinya
dalam sejarah Indonesia tersingkir di perempatfinal Piala Thomas di
Wuhan, China Rabu lalu (23/5). Tim Indonesia gagal mengalahkan tim
Jepang dengan skor 2-3. Dalam sejarah Piala Thomas yang dimulai tahun
1949, Indonesia memegang rekor juara sebanyak 13 kali.
Candra
Wijaya, mantan atlet bulu tangkis Indonesia, menyatakan dirinya ikut
prihatin dengan kekalahan tim Indonesia di perempatfinal Piala Thomas.
"Saya merasakan yang mereka rasakan. Rasanya harga diri pun ikut
terinjak," kata Candra, Kamis.
Lelaki yang tumbuh di keluarga
pemain bulu tangkis ini tak pernah mengira Indonesia akan dikalahkan
Jepang. Sebelumnya, ia memprediksi Indonesia pasti menang melawan Jepang
dengan skor 4-1 atau 3-2.
Walaupun perkiraannya meleset, Candra
menyatakan bahwa Indonesia harus arif menyikapi kegagalan tim yang
berlaga di Piala Thomas.
"Harus ditelaah, dievaluasi, dan secara konkret harus berani berbenah di semua kekurangan," jelasnya.
Bagi
dia, banyak sektor yang harus dievaluasi dan dibenahi. Baik itu dari
sisi pengurus, pelatih, dan atlet. Regenerasi yang terhambat dan kurang
dukungan adalah beberapa faktor yang harus diperbaiki. Namun ia
menegaskan kekalahan ini tak boleh jadi ajang saling menyalahkan.
"Jangan sampai jadi mengkambinghitamkan seseorang," kata pemilik Candra Wijaya International Badminton Centre.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar