Sejumlah anggota Komisi V DPR mempertanyakan pemberian izin penerbangan
Sukhoi Superjet 100 kepada pemerintah termasuk posisi badan layanan
umum navigasi udara serta kepastian pemberian asuransi kepada ahli waris
korban pesawat yang jatuh di Gunung Salak, 9 Mei lalu.
“Perlu ada penguatan aturan mengenai pemberian izin terbang kepada
Sukhoi Superjet 100 yang jatuh,” kata Anggota Komisi V DPR dari Fraksi
Partai Golkar (FPG) Ali Wongso Halomoan Sinaga dalam rapat kerja di
ruang Komisi V DPR, Jakarta, Senin, 28 Mei 2012.
Rapat kerja ini menghadirkan Menteri Perhubungan EE. Mangindaan, Ketua
Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo, Ketua Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi, Kepala Badan Meteorologi
Klimatologi Geofisika (BMKG) Sri Woro Budiati Harijono, Direktur Utama
PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko dan pimpinan PT Trimarga Rekatama
Sudjipto selaku agen Sukhoi di Indonesia.
Rapat dipimpin Ketua Komisi V DPR Yasti Soepredjo Mokoagow dan
didampingi tiga Wakil Ketua yakni Mulyadi dari Fraksi partai Demokrat
(FPD), Muhidin Mohamad Said dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Nusyirwan
Soedjono dari Fraksi PDIP (FPDIP).
Ali mengatakan selain soal perizinan, perlu juga dipertanyakan siapa
yang akan bertanggung jawab yang mewakili Sukhoi untuk pemberian
santunan asuransi kepada ahli waris korban apakah dari PT Trimarga
Rekatama atau dari Kedutaan Besar Rusia di Indonesia.
“Dan tidak kalah pentingnya, besarannya harus dipastikan sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.77/2011 yakni sebesar
Rp1,25 miliar per orang,” tutur Ali.
Anggota Komisi V dari Fraksi Golkar Riswan Tony mempertanyakan apakah
penerbangan dengan tujuan joy flight (penerbangan demo promosi) dapat
mengangkut penumpang.
Josef A. Nae Soi, anggota Komisi V FPG mempertanyakan badan layanan
umum navigasi yang diamanatkan dalam UU No.1/2009 tentang Penerbangan
yang seharusnya sudah berdiri 3 tahun pasca undang-undang diberlakukan.
“Jadi seharusnya badan layanan umum navigasi sudah harus berdiri pada
Januari 2012, awal tahun ini, mengapa sampai sekarang belum didirikan
juga,” kata Josef.
Direktur Utama PT Trimarga Rekatama Sudjito yang diwakilkan kepada
pimpinan Trimarga lainnya Sunaryo mengatakan Trimarga adalah agen atau
lokal representatif Sukhoi. Kedatangan Sukhoi adalah keinginan
perusahaan Sukhoi untuk demo penerbangan promosi memperkenalkan ke
negara-negara pembeli.(api)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar